Borneo Verando
3 min readJun 28, 2019

Start Dreaming.

And, don’t stop moving.

_______________________________

Well, sekilas foto ini kayak foto bareng biasa. Gak ada spesial-spesialnya. Cuma kayak kumpulan anak sekolah yang minta difotoin sama temennya yang baru punya kamera, di tempat yang mereka jadikan impian untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya; Universitas Indonesia.

Tapi kali ini, gue gak akan ngomongin tentang kamera, apalagi tentang UI. Kesampingkan itu semua, lalu fokus pada satu kata; impian.

Saat itu, kami (gue dan temen-temen di foto ini) baru aja selesai tes untuk sebuah program pertukaran pelajar, yang kebetulan bertempat di UI. Bersama dengan kami, ambisi dan impian untuk bersekolah di luar negeri menggantung di kepala.

Dulu bahkan mungkin sampe sekarang, sekolah di luar negeri terdengar keren banget. Kayak punya sebuah value yang gak ada duanya gitu kalo udah pegang title ‘siswa pertukaran pelajar’. Dan ditambah ‘motivasi’ dari guru dan beberapa trainer lainnya, keinginan kami makin menggila untuk ngejar title tersebut.

Sayangnya, takdir berkata lain. Dari program tersebut, gak ada satu orang pun dari kami yang lolos.

Ada yang kecewa, ada yang yakin ada kecurangan, ada yang biasa aja, macem-macem. Berbagai asumsi kami ciptakan, hanya untuk membela kebodohan, ketidaktahuan dan ketidakberuntungan kami.

Lalu kami kembali ke sekolah, melanjutkan apa yang kami lakukan sebelumnya, yaitu mengikuti pembelajaran seperti biasa. Tapi bedanya, kali ini dengan sebuah harapan.

Kegagalan kemarin, menciptakan sebuah keyakinan baru.

Kami ‘terpaksa’ yakin bahwa setiap impian tanpa usaha hanya melahirkan omong kosong.

Kami ‘terpaksa’ yakin bahwa satu-satunya jalan menuju keberhasilan adalah dengan tidak berhenti melakukan apa yang kami ingin lakukan.

Kami ‘terpaksa’ yakin bahwa yang bisa melakukan itu semua hanya kami sendiri.

Sebuah perjalanan dengan pelajaran terberat yang paling kami suka.

Singkat cerita, kami lulus dengan nilai masing-masing. Membawa impian masing-masing. Berikut juga dengan tekad masing-masing.

Perjalanan berikutnya lebih berat. Karena musuh terbesar kami adalah diri kami sendiri.

Belajar menurunkan ego untuk tetap fokus hanya pada satu tujuan saja. Belajar menerima semua hal yang terjadi adalah bagian dari perjalanan. Belajar untuk tetap mau belajar bahwa setiap pelajaran dapat dipelajari.

Sampai waktunya tiba, semua impian tersebut berhasil kami cicipi sedikit demi sedikit.

Foto itu sekitar tahun 2012/2013, sedangkan tahun 2019 ini, satu di antara yang lain di foto itu, ada yang udah berhasil kuliah di luar negeri, melanjutkan impiannya yang lama. Ada yang udah jadi pimpinan di kampus kesayangannya. Ada yang udah wisuda dan lanjut ngejar passionnya. Ada yang udah jadi pengusaha konveksi. Ada yang udah jadi pengusaha produk perawatan, dan lain-lain.

Betapa sebuah impian jika dibarengi keyakinan dan kerja keras tanpa putus, dapat merubah sebuah omong kosong menjadi kenyataan.

Menciptakan tanda tanya baru bagi kami (gue dan mereka) terhadap step berikutnya untuk dijalani akan seperti apa. Dan kalo gue tanya, perjalanan lo gimana? Step lo berikutnya apa? Bisa jawab?

Semoga bisa. Yakin aja.

_________________________

Yap, kalo notice, di foto itu gue memang ga ada. Karena guelah si anak yang baru punya kamera itu. Dan sebagai gantinya, gue minta salah satu dari mereka untuk fotoin gue;

Iyes, beda banget ama gue yang sekarang.

Satu-satunya yang masih sama adalah; yang gue pegang dari dulu sampe sekarang adalah (masih) kamera. Gue udah hidup dari menjadi seorang fotografer sekarang.

Well, start dreaming, and don’t stop moving.

Borneo Verando

Jauh di dalam sana, siapa kita tanpa orang lain? Be kind.